Pasangandata yang ketiganya berhubungan dengan tepat adalah A. 1 dan 2 B. 2 dan 3 C. 3 dan 4 D. 3 dan 5 E. 4 dan 5 UN 2012 Perhatikan tabel berisi nama unsur dan proses pembuatannya. No. Unsur Nama Proses 1. Belerang Down 2. Natrium Frasch 3. Aluminium Hall-Herault 4. Besi Tanur tiup Pasangan data yang keduanya berhubungan dengan tepat
Kelompoksenyawa hidroksida pada periode 3 yaitu: Hidroksida yang bersifat basa adalah (basa kuat) dan (basa kuat) Hidroksida yang bersifat amfoter adalah Hidroksida yang bersifat asam adalah (asam sangat lemah), (asam kuat), (asam lemah) Oleh karena itu, pasangan hidroksida yang bersifat asam adalah dan . Jadi, jawaban yang benar adalah B.
Suatularutan yang bersifat asam HB 0,1 M memiliki warna yang sama ketika ditetesi dengan indikator universal dengan larutan HCl 0,001 M. Tentukan nilai Ka dari HB. Dimana asam adalah zat yang memberikan/donor proton(H +) Maka pasangan asam-basa konjugasinya adalah H 2 SO 4 - HSO 4--Soal No.46. Jika 9,8 H 2 SO 4 (Ar H = 1,
Reaksinyaadalah sebagai berikut: MOH -> M + + OH - Senyawa hidroksida bersifat asam Senyawa hidroksida bersifat asam jika senyawa tersebut melepas ion H +. hal ini berlaku untuk unsur M dengan energy ionisasi yang besar. M akan sukar melepas electron dan cenderung menggunakan electron bersama dengan O membentuk ikatan kovalen.
Sifatasam basa hidroksida Hidroksida adalah senyawa yang dapat menghasilkan ion OH-. Rumus hidroksida unsur periode ketiga dengan bilangan oksidasi tertinggi dapat dilihat dalam tabel di bawah ini: Senyawa hidroksida umumnya bersifat basa, bagaimanakah dengan sifat hidroksida unsur periode ketiga ?
AsamLewis adalah akseptor pasangan elektron. Pada contoh sebelumnya, Larutan penyangga yang bersifat asam adalah sesuatu yang memiliki pH kurang dari 7. Sebagian besar zat yang bersifat asam yang mana ion hidroksida bertumbukan dengan molekul asam etanoat. Keduanya akan bereaksi untuk membentuk ion etanoat dan air.
. BerandaSenyawa hidroksida berikut yang bersifat amfoter a...PertanyaanSenyawa hidroksida berikut yang bersifat amfoter adalah .... dan dan , dan , dan , dan BRB. RohmawatiMaster TeacherMahasiswa/Alumni Universitas Negeri SemarangJawabanjawaban yang tepat adalah yang tepat adalah adalah senyawa yang dapat bereaksi dengan ion asam H + dan ion basa OH − . Contoh senyawa hidroksida amfoter adalah Al OH 3 ​ dan Zn OH 2 ​ Sebagai basa Al OH 3 ​ + 3 HCl → AlCl 3 ​ + 3 H 2 ​ O Sebagai asam Al OH 3 ​ + NaOH → NaAl OH 4 ​ Sebagai basa Zn OH 2 ​ + 2 HCl → ZnCl 2 ​ + 2 H 2 ​ O Sebagai asam Zn OH 2 ​ + NaOH → NaZn OH 3 ​ Jadi, jawaban yang tepat adalah adalah senyawa yang dapat bereaksi dengan ion asam dan ion basa . Contoh senyawa hidroksida amfoter adalah dan Sebagai basa Sebagai asam Sebagai basa Sebagai asam Jadi, jawaban yang tepat adalah A. Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher di sesi Live Teaching, GRATIS!4rb+Yuk, beri rating untuk berterima kasih pada penjawab soal!©2023 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia
Unsur Periode Tiga Unsur-unsur periode ketiga terdiri atas Natrium Na, Magnesium Mg, Aluminium Al, Silikon Si, Posforus P, Belerang S, Klor Cl, dan Argon Ar. Sifat unsur dalam satu periode berubah secara bertahap, sehingga sifat unsur paling kiri berbeda dengan sifat unsur paling kanan baik dalam sifat fisika maupun sifat kimia. Salah satu sifat kimia unsur-unsur periode ketiga adalah sifat asam basa hidroksida. Hidroksida merupakan senyawa yang dapat menghasilkan ion OH-. Unsur-unsur periode ketiga dapat membentuk senyawa hidroksida MOHx di mana M adalah unsur periode ketiga dan x adalah jumlah electron valensi atau bilangan oksidasi unsur tersebut. senyawa hidroksida pada unsur-unsur periode ketiga dapat bersifat asam maupun basa. Simak penjelasannya berikut ini. Baca juga Tata nama senyawa asam basa Persamaan reaksi kimia antara larutan asam dan basa Bilangan Oksidasi Unsur-unsur Periode Keempat Senyawa hidroksida bersifat basa Pada umumnya senyawa hidroksida bersifat basa jika senyawa tersebut dapat melepas ion OH–. Hal ini berlaku untuk M unsur periode ketiga dengan energy ionisasi kecil seperti logam Natrium, magnesium, dan aluminium. M akan mudah melepas electron menjadi muatan parsial positif, dan electron tersebut akan diterima oleh atom O yang akan menjadi bermuatan parsial negative. Ikatan yang terbentuk antara M dan O merupakan ikatan ionic, yang dapat melepas ion OH–. Reaksinya adalah sebagai berikut MOH –> M+ + OH– Senyawa hidroksida bersifat asam Senyawa hidroksida bersifat asam jika senyawa tersebut melepas ion H+. hal ini berlaku untuk unsur M dengan energy ionisasi yang besar. M akan sukar melepas electron dan cenderung menggunakan electron bersama dengan O membentuk ikatan kovalen. Akibatnya, senyawa MOH tidak dapat melepas ion OH–. Akan tetapi, karena ikatan O – H bersifat polar maka dapat bereaksi dengan pelarut air terhidrolisis dan melepas ion H+. Reaksinya adalah sebagai berikut MOH –> MO– + H+ Seperti diketahui bahwa energy ionisasi dari kiri ke kanan atau dari logam Na ke Cl bertambah. Maka, dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Sifat basa hidroksida berkurang dan sifat asam hidroksida bertambah dari logam Na ke Cl. Senyawa-senyawa hidroksida dari unsur-unsur periode ketiga di sebelah kanan dari Si sampai Cl, bersifat tidak stabil dan cenderung terurai menjadi senyawa asamnya. Beberapa hidroksida yang dimaksud adalah sebagai berikut SiOH4 –> H2SiO3 + H2O POH5 –> H3PO4 + H2O SOH6 –> H2SO4 + H2O ClOH7 –> HClO4 + H2O Kekuatan Asam Basa Hidroksida Seperti yang disimpulkan di atas bahwa “sifat basa hidroksida berkurang dan sifat asam hidroksida bertambah dari logam Na ke Cl”, maka dapat dilihat penjelasan untuk masing-masing asam basa hidroksida sebagai berikut 1 Natrium hidroksida – NaOH NaOH adalah tergolong basa kuat karena memiliki nilai Kb yang sangat besar 2 Magnesium Hidroksida – MgOH2 MgOH2 adalah basa lemah karena sukar larut dalam air Ksp = 1,8 x 10-11 mol3/L3 3 AluminiumIII hidroksida – AlOH3 AlOH3 merupakan basa yang sangat lemah sekaligus asam yang sangat lemah karena sukar larut dalam air Ksp = 2 x 10-32 mol4/L4. Karena AlOH3 dapat bersifat asam dan basa, maka disebut juga sebagai zat amfoter. Sifat asam basa AlOH3 dapat disimak dari reaksi asam basanya berikut AlOH3 asam +NaOH basa –> NaAlOH4 AlOH3 basa + 3HCl asam –> AlCl3 + 3H2O 4 SiliconIVhidroksida – SiOH4 atau berupa H2SiO3 H2SiO3 merupakan asam lemah. H2SiO3 bersifat tidak stabil dan cenderung terurai menjadi SiO2 dan H2O 5 FosforV hidroksida – POH5Atau dapat berupa H3PO4 adalah asam lemah beberapa referensi menyatakan asam kuat dengan nilai Ka1 = 7,45 x 10-3 dan Ka2 = 6,2 x 10-86 BelerangVI hidroksida – SOH6 Atau dapat berupa H2SO4 merupakan asam kuat dengan nilai Ka1 yang sangat besar dan Ka2 = 1,1 x 10-2 7 ChlorinVII hidroksida – ClOH7 Atau dapat berupa HClO4 adalah asam yang sangat kuat dengan nilai Ka yang sangat besar.
pasangan persamaan reaksi hidrolisis untuk garam yang bersifat asam adalah – Pasangan Persamaan Reaksi Hidrolisis untuk Garam yang Bersifat Asam adalah Garam yang bersifat asam adalah garam yang telah mengalami proses hidrolisis, di mana senyawa kompleks terurai menjadi ion-ion yang lebih sederhana. Proses ini biasanya disebabkan oleh reaksi kimia dengan air, yang menghasilkan asam dan basa. Misalnya, garam asam sulfat MgSO4 dapat mengalami hidrolisis menjadi asam sulfat H2SO4 dan magnesium hidroksida MgOH2. Proses ini dapat dinyatakan dengan persamaan reaksi sebagai berikut MgSO4 + H2O → H2SO4 + MgOH2 Peristiwa hidrolisis ini juga dapat terjadi pada garam lainnya yang bersifat asam, seperti garam asam nitrat NaNO3. Dalam hal ini, garam ini dapat terurai menjadi asam nitrat HNO3 dan natrium hidroksida NaOH. Persamaan reaksi hidrolisis untuk garam asam nitrat adalah sebagai berikut NaNO3 + H2O → HNO3 + NaOH Hidrolisis juga dapat terjadi pada garam asam karbonat CaCO3. Dalam kasus ini, garam ini akan terurai menjadi asam karbonat H2CO3 dan kalsium hidroksida CaOH2. Persamaan reaksi hidrolisis untuk garam asam karbonat adalah sebagai berikut CaCO3 + H2O → H2CO3 + CaOH2 Selain itu, hidrolisis juga dapat terjadi pada garam asam fosfat K2HPO4. Dalam kasus ini, garam ini dapat terurai menjadi asam fosfat H3PO4 dan kalium hidroksida KOH. Persamaan reaksi hidrolisis untuk garam asam fosfat adalah sebagai berikut K2HPO4 + H2O → H3PO4 + KOH Kesimpulannya, hidrolisis adalah suatu proses di mana garam yang bersifat asam terurai menjadi ion-ion yang lebih sederhana. Proses ini dapat dinyatakan dengan persamaan reaksi yang berbeda untuk berbagai jenis garam asam. Setiap proses hidrolisis memiliki persamaan reaksi yang unik, di mana ion-ion terurai menjadi asam dan basa. Summary 1Penjelasan Lengkap pasangan persamaan reaksi hidrolisis untuk garam yang bersifat asam adalah1. Garam yang bersifat asam adalah garam yang telah mengalami proses hidrolisis dengan reaksi kimia dengan air. 2. Hidrolisis adalah proses di mana garam asam terurai menjadi ion-ion yang lebih sederhana. 3. Misalnya, garam asam sulfat MgSO4 dapat mengalami hidrolisis menjadi asam sulfat H2SO4 dan magnesium hidroksida MgOH2, yang dapat dinyatakan dengan persamaan reaksi sebagai berikut MgSO4 + H2O → H2SO4 + MgOH2 4. Garam asam nitrat NaNO3 dapat terurai menjadi asam nitrat HNO3 dan natrium hidroksida NaOH, yang dapat dinyatakan dengan persamaan reaksi sebagai berikut NaNO3 + H2O → HNO3 + NaOH 5. Garam asam karbonat CaCO3 dapat terurai menjadi asam karbonat H2CO3 dan kalsium hidroksida CaOH2, yang dapat dinyatakan dengan persamaan reaksi sebagai berikut CaCO3 + H2O → H2CO3 + CaOH2 6. Garam asam fosfat K2HPO4 dapat terurai menjadi asam fosfat H3PO4 dan kalium hidroksida KOH, yang dapat dinyatakan dengan persamaan reaksi sebagai berikut K2HPO4 + H2O → H3PO4 + KOH 7. Kesimpulannya, hidrolisis adalah suatu proses di mana garam yang bersifat asam terurai menjadi ion-ion yang lebih sederhana. 1. Garam yang bersifat asam adalah garam yang telah mengalami proses hidrolisis dengan reaksi kimia dengan air. Pasangan persamaan reaksi hidrolisis untuk garam yang bersifat asam adalah proses kimia yang terjadi antara garam dan air. Garam yang bersifat asam adalah garam yang telah mengalami proses hidrolisis dengan reaksi kimia dengan air. Hidrolisis adalah proses pemisahan komponen senyawa kimia dengan menggunakan air sebagai reagen. Dalam hidrolisis, air menguraikan ikatan kimia pada senyawa, membagi senyawa menjadi ion-ion atau molekul yang lebih sederhana. Pada hidrolisis garam yang bersifat asam, air dapat menggantikan atom atau ion dalam garam. Jika atom atau ion yang digantikan adalah H+ atau H3O+, maka garam tersebut diklasifikasikan sebagai garam asam. Garam asam itu sendiri adalah garam yang menghasilkan asam ketika dilarutkan dalam air. Dalam reaksi hidrolisis, garam asam yang bersifat asam akan bereaksi dengan air untuk membentuk asam dan garam bersifat basa. Asam yang dihasilkan dalam reaksi ini dapat dituliskan dalam persamaan reaksi sebagai berikut Asam + Air → Garam + Asam Atau dapat juga dituliskan sebagai Asam + H2O → Garam + Asam Di mana H2O adalah simbol untuk air. Pada reaksi ini, asam yang dihasilkan dapat digunakan sebagai asam lemah atau asam kuat, tergantung pada jenis garam yang digunakan. Khususnya untuk garam asam yang bersifat asam, reaksi hidrolisisnya dapat dinyatakan sebagai berikut MgSO4 + H2O → Mg2+ + SO42- + H3O+ Atau, CaCl2 + H2O → Ca2+ + Cl- + H3O+ Di mana H3O+ adalah ion hidronium, yaitu ion H+ yang terikat dengan tiga molekul air. Ion hidronium ini yang memberikan sifat asam pada garam asam yang bersifat asam. Reaksi hidrolisis adalah proses yang sangat penting dalam kimia. Proses ini dapat digunakan untuk meningkatkan stabilitas senyawa, memisahkan komponen senyawa, dan mengubah sifat senyawa. Reaksi ini juga banyak digunakan dalam industri untuk menghasilkan produk-produk kimia yang berguna. 2. Hidrolisis adalah proses di mana garam asam terurai menjadi ion-ion yang lebih sederhana. Pasangan persamaan reaksi hidrolisis untuk garam yang bersifat asam adalah proses pemecahan atau pemisahan senyawa yang mengandung ion berdasarkan kelarutannya dalam air. Dalam proses ini, garam asam yang dilarutkan dalam air akan terurai menjadi ion-ion yang lebih sederhana. Proses hidrolisis adalah proses yang mendasari pemutusan ikatan antara ion-ion dalam garam asam, yang mengakibatkan ion-ion tersebut menjadi lebih sederhana. Proses hidrolisis dapat didefinisikan sebagai reaksi antara senyawa yang mengandung ion dengan air. Dalam proses ini, ion-ion dalam garam asam bereaksi dengan air untuk membentuk senyawa yang lebih sederhana. Misalnya, garam asam yang mengandung kation natrium Na+ dan anion klorida Cl- akan membentuk natrium hidroksida NaOH dan klorida hidrogen HCl. Pasangan persamaan reaksi hidrolisis untuk garam asam dapat dituliskan sebagai berikut Na+ + Cl- + H2O → NaOH + HCl Pasangan persamaan reaksi di atas menyatakan bahwa kation natrium Na+ bereaksi dengan anion klorida Cl- dan air H2O untuk membentuk natrium hidroksida NaOH dan klorida hidrogen HCl. Proses ini dapat diilustrasikan sebagai berikut Na+ + Cl- → NaCl NaCl + H2O → NaOH + HCl Proses di atas menyatakan bahwa garam asam yang mengandung ion natrium Na+ dan anion klorida Cl- bereaksi dengan air untuk membentuk natrium hidroksida NaOH dan klorida hidrogen HCl. Proses ini menyebabkan garam asam terurai menjadi ion-ion yang lebih sederhana. Hidrolisis adalah proses di mana garam asam terurai menjadi ion-ion yang lebih sederhana. Dengan demikian, hidrolisis dapat digunakan untuk memecah garam asam menjadi ion-ion yang lebih sederhana. Proses ini juga dapat digunakan untuk mengubah garam asam menjadi senyawa yang lebih reaktif, seperti natrium hidroksida NaOH dan klorida hidrogen HCl. 3. Misalnya, garam asam sulfat MgSO4 dapat mengalami hidrolisis menjadi asam sulfat H2SO4 dan magnesium hidroksida MgOH2, yang dapat dinyatakan dengan persamaan reaksi sebagai berikut MgSO4 + H2O → H2SO4 + MgOH2 Pasangan persamaan reaksi hidrolisis adalah salah satu jenis reaksi yang terjadi antara suatu garam dan air. Reaksi ini dapat menghasilkan garam dengan sifat asam dan basa. Ini merupakan reaksi kimia yang dapat terjadi antara garam dan air untuk menghasilkan basa dan asam. Reaksi hidrolisis dapat dinyatakan dengan persamaan reaksi yang berbeda untuk setiap garam yang digunakan. Misalnya, garam asam sulfat MgSO4 dapat mengalami hidrolisis, yang dapat dinyatakan dengan persamaan reaksi sebagai berikut MgSO4 + H2O → H2SO4 + MgOH2. Ketika garam asam sulfat MgSO4 bereaksi dengan air H2O, garam ini akan menghasilkan asam sulfat H2SO4 dan magnesium hidroksida MgOH2. Asam sulfat adalah asam yang memiliki rasa asam dan magnesium hidroksida adalah basa yang memiliki rasa basa. Asam sulfat H2SO4 adalah asam yang berasal dari reaksi hidrolisis dari garam asam sulfat MgSO4. Asam sulfat merupakan asam yang sangat kuat dan memiliki sifat korosif. Asam sulfat juga merupakan asam yang dapat menyebabkan iritasi pada kulit dan jika terhirup dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan. Magnesium hidroksida MgOH2 adalah basa yang dihasilkan dari reaksi hidrolisis garam asam sulfat MgSO4. Magnesium hidroksida memiliki sifat basa yang lemah. Magnesium hidroksida dapat digunakan untuk menetralkan asam dan juga dapat digunakan sebagai antasida untuk mengurangi keasaman lambung. Dalam kesimpulan, pasangan persamaan reaksi hidrolisis untuk garam yang bersifat asam adalah salah satu jenis reaksi yang dapat terjadi antara garam dan air untuk menghasilkan basa dan asam. Contoh reaksi hidrolisis adalah reaksi antara garam asam sulfat MgSO4 dan air H2O yang dapat menghasilkan asam sulfat H2SO4 dan magnesium hidroksida MgOH2, yang dapat dinyatakan dengan persamaan reaksi MgSO4 + H2O → H2SO4 + MgOH2. 4. Garam asam nitrat NaNO3 dapat terurai menjadi asam nitrat HNO3 dan natrium hidroksida NaOH, yang dapat dinyatakan dengan persamaan reaksi sebagai berikut NaNO3 + H2O → HNO3 + NaOH Pasangan persamaan reaksi hidrolisis adalah reaksi kimia yang terjadi ketika garam larut dalam air untuk membentuk senyawa-senyawa asam atau basa yang berbeda. Hidrolisis garam asam adalah reaksi yang terjadi antara garam asam dan air untuk membentuk senyawa asam yang lebih kuat. Contohnya, garam asam nitrat NaNO3 dapat terurai menjadi asam nitrat HNO3 dan natrium hidroksida NaOH. Proses ini dapat dinyatakan dengan persamaan reaksi sebagai berikut NaNO3 + H2O → HNO3 + NaOH Reaksi hidrolisis garam asam ini dikendalikan oleh kelarutan garam asam yang tersedia dalam air. Contohnya, garam asam nitrat NaNO3 yang larut dengan baik dalam air menyebabkan reaksi hidrolisis NaNO3 untuk membentuk HNO3 dan NaOH. Mekanisme reaksi hidrolisis garam asam dapat diklasifikasikan menjadi dua kategori mekanisme ion-molekul dan mekanisme ion-ion. Mekanisme ion-molekul adalah proses di mana ion kation misalnya, Na+ bereaksi dengan molekul air H2O untuk membentuk ion hidronium H3O+ dan ion anion misalnya, NO3-. Ion hidronium kemudian bereaksi dengan anion NO3- untuk membentuk asam nitrat HNO3 dan ion natrium Na+. Mekanisme ion-ion adalah proses di mana ion kation Na+ dan anion NO3- bereaksi langsung untuk menghasilkan asam nitrat HNO3 dan ion natrium Na+. Ini dapat dinyatakan dengan persamaan reaksi sebagai berikut Na+ + NO3- → HNO3 + Na+ Selain itu, ion-ion mekanisme juga dapat digunakan untuk menggambarkan proses reaksi hidrolisis garam asam lainnya. Contohnya, garam asam klorida NaCl dapat bereaksi dengan air untuk membentuk asam klorida HCl dan natrium hidroksida NaOH. Proses ini dapat dinyatakan dengan persamaan reaksi sebagai berikut Na+ + Cl- → HCl + Na+ Reaksi hidrolisis garam asam penting untuk proses industri karena menyediakan cara untuk mengubah garam asam menjadi asam lebih kuat. Selain itu, reaksi ini juga berguna dalam preparasi obat dan pembuatan detergen. Namun, penting untuk diingat bahwa reaksi hidrolisis garam asam dapat menghasilkan produk beracun yang dapat berbahaya bagi kesehatan jika tidak diatur dengan benar. 5. Garam asam karbonat CaCO3 dapat terurai menjadi asam karbonat H2CO3 dan kalsium hidroksida CaOH2, yang dapat dinyatakan dengan persamaan reaksi sebagai berikut CaCO3 + H2O → H2CO3 + CaOH2 Pasangan persamaan reaksi hidrolisis adalah persamaan kimia yang menggambarkan bagaimana garam asam yang bersifat asam dapat terurai menjadi asam dan basa. Hidrolisis adalah proses di mana molekul dapat diuraikan menjadi ion-ion lebih kecil dengan bantuan air. Dalam proses ini, garam asam berinteraksi dengan air untuk membentuk asam dan basa. Salah satu garam asam yang paling umum dan sering terurai adalah garam asam karbonat, CaCO3. Garam asam karbonat ini terdiri dari kalsium, karbon dan oksigen. Ketika garam ini terurai, ia akan membentuk asam karbonat H2CO3 dan kalsium hidroksida CaOH2. Persamaan reaksi untuk hidrolisis ini adalah CaCO3 + H2O → H2CO3 + CaOH2. Pada persamaan reaksi tersebut, CaCO3 merupakan garam asam karbonat yang akan terurai menjadi CaOH2 dan H2CO3. H2CO3 adalah asam karbonat, yang merupakan jenis asam yang dapat berinteraksi dengan air. CaOH2 adalah basa kalsium, dan ini merupakan produk dari hidrolisis. Ketika garam asam karbonat terurai, molekul air H2O digunakan sebagai pengurai. Molekul air akan mendorong reaksi dengan memecah molekul garam asam karbonat yang besar menjadi ion-ion lebih kecil. Ion-ion ini akan bertindak sebagai reaktan dan produk dalam reaksi tersebut. Hidrolisis merupakan proses yang berguna untuk menguraikan garam asam menjadi asam dan basa. Dalam kasus garam asam karbonat, reaksi ini dapat dinyatakan dengan persamaan reaksi CaCO3 + H2O → H2CO3 + CaOH2. Persamaan ini menggambarkan bagaimana CaCO3 akan terurai menjadi H2CO3 dan CaOH2 dengan bantuan air. 6. Garam asam fosfat K2HPO4 dapat terurai menjadi asam fosfat H3PO4 dan kalium hidroksida KOH, yang dapat dinyatakan dengan persamaan reaksi sebagai berikut K2HPO4 + H2O → H3PO4 + KOH Pasangan persamaan reaksi hidrolisis untuk garam yang bersifat asam merupakan proses kimia yang terjadi ketika garam asam bereaksi dengan air atau air laut, menghasilkan garam asam dan basa. Dalam kimia, reaksi hidrolisis disebut sebagai reaksi pemutusan ikatan, di mana ikatan kimia antara atom-atom dalam molekul diserap oleh molekul air untuk menghasilkan produk yang berbeda. Salah satu contoh reaksi hidrolisis untuk garam yang bersifat asam adalah reaksi hidrolisis garam asam fosfat, K2HPO4. Garam asam fosfat K2HPO4 merupakan garam asam yang terdiri dari ion kalium, ion fosfat, dan ion hidrogen. Saat garam ini bereaksi dengan air, ia menghasilkan asam fosfat, H3PO4, dan kalium hidroksida KOH. Persamaan reaksi hidrolisis garam asam fosfat, K2HPO4, dapat dinyatakan sebagai berikut K2HPO4 + H2O → H3PO4 + KOH. Dalam persamaan reaksi ini, garam asam fosfat, K2HPO4, bereaksi dengan air, H2O, untuk menghasilkan asam fosfat, H3PO4, dan kalium hidroksida, KOH. Asam fosfat, H3PO4, merupakan produk utama reaksi hidrolisis asam fosfat, K2HPO4, sedangkan kalium hidroksida, KOH, merupakan produk sampingan. Reaksi hidrolisis garam asam fosfat, K2HPO4, dapat berlangsung secara spontan pada suhu dan tekanan normal. Namun, jika proses reaksi berlangsung pada suhu yang tinggi, reaksi akan berlangsung lebih cepat. Dalam proses reaksi hidrolisis garam asam fosfat, K2HPO4, energi yang dihasilkan dapat digunakan untuk berbagai aplikasi industri. Reaksi hidrolisis garam asam fosfat, K2HPO4, memiliki beberapa manfaat penting. Pertama, reaksi hidrolisis dapat digunakan untuk menghilangkan garam dari air laut. Kedua, reaksi ini juga dapat digunakan untuk menghasilkan asam fosfat, yang dapat digunakan sebagai bahan baku untuk produksi pupuk. Ketiga, reaksi hidrolisis juga dapat digunakan sebagai bahan baku untuk proses produksi yang lain, seperti produksi deterjen dan bahan kimia rumah tangga lainnya. Dalam kesimpulan, reaksi hidrolisis untuk garam yang bersifat asam merupakan reaksi kimia yang terjadi ketika garam asam bereaksi dengan air atau air laut. Contoh reaksi hidrolisis untuk garam yang bersifat asam adalah reaksi hidrolisis garam asam fosfat, K2HPO4, yang dapat dinyatakan dalam persamaan reaksi sebagai berikut K2HPO4 + H2O → H3PO4 + KOH. Reaksi ini dapat digunakan untuk berbagai aplikasi industri dan memiliki manfaat penting bagi kehidupan manusia. 7. Kesimpulannya, hidrolisis adalah suatu proses di mana garam yang bersifat asam terurai menjadi ion-ion yang lebih sederhana. Hidrolisis adalah suatu proses di mana molekul garam yang bersifat asam, seperti garam karbonat, sulfat, fosfat, dan nitrat, diuraikan menjadi ion-ion yang lebih sederhana. Proses ini terjadi ketika molekul garam yang bersifat asam mengalami reaksi dengan air, yang mengakibatkan pemecahan molekul menjadi ion-ion yang lebih sederhana. Karena hidrolisis termasuk ke dalam jenis reaksi kimia, maka untuk menggambarkan proses ini, penting untuk menyajikan pasangan persamaan reaksi hidrolisis untuk garam yang bersifat asam. Secara umum, pasangan persamaan reaksi hidrolisis dapat dituliskan sebagai berikut A + H2O → HA + OH-. Di mana A adalah garam yang bersifat asam dan HA adalah asam yang dihasilkan dari proses hidrolisis. Sebagai contoh, mungkin ada kasus hidrolisis garam yang bersifat asam yaitu natrium karbonat. Dalam hal ini, pasangan persamaan reaksi hidrolisis dapat dituliskan sebagai berikut Na2CO3 + H2O → 2NaOH + H2CO3. Di mana Na2CO3 adalah natrium karbonat, NaOH adalah natrium hidroksida, dan H2CO3 adalah asam karbonat. Selain itu, pasangan persamaan reaksi hidrolisis juga dapat berlaku untuk garam yang bersifat basa. Sebagai contoh, jika ada garam yang bersifat basa yaitu kalium hidroksida, pasangan persamaan reaksi hidrolisisnya dapat dituliskan sebagai berikut KOH + H2O → K+ + OH-. Di mana KOH adalah kalium hidroksida, K+ adalah ion kalium, dan OH- adalah ion hidroksida. Kesimpulannya, hidrolisis adalah suatu proses di mana garam yang bersifat asam terurai menjadi ion-ion yang lebih sederhana. Dalam hal ini, pasangan persamaan reaksi hidrolisis untuk garam yang bersifat asam dapat dituliskan sebagai A + H2O → HA + OH-, di mana A adalah garam yang bersifat asam dan HA adalah asam yang dihasilkan dari proses hidrolisis. Selain itu, pasangan persamaan reaksi hidrolisis juga dapat berlaku untuk garam yang bersifat basa.
Pasangan hidroksida yang bersifat asam adalah A. NaOH dan S OH6 OH2 dan Al OH3 OH2 dan POH3 D. SOH2 dan Mg OH2 E. NaOH dan Nacl
Hidroksida adalah senyawa anorganik dan terner yang terdiri dari interaksi antara kation logam dan OH gugus fungsional hidroksida anion, OH – . Kebanyakan dari mereka bersifat ion, meskipun mereka juga dapat memiliki ikatan kovalen. Misalnya, hidroksida dapat direpresentasikan sebagai interaksi elektrostatik antara kation M + dan OH – anion , atau sebagai ikatan kovalen melalui ikatan M-OH gambar bawah. Yang pertama, ikatan ion terjadi , sedangkan yang kedua, kovalen . Fakta ini pada dasarnya tergantung pada logam atau kation M + , serta muatan dan jari-jari ionnya. Sumber Gabriel BolĂvar Karena kebanyakan dari mereka berasal dari logam, itu setara dengan menyebutnya sebagai hidroksida logam. Bagaimana mereka terbentuk? Ada dua jalur sintetik utama Hidroksida dengan mereaksikan oksida yang sesuai dengan air, atau dengan basa kuat dalam media asam MO + H 2 O => M OH 2 MO + H + + OH – => M OH 2 Hanya oksida logam yang larut dalam air yang bereaksi langsung membentuk hidroksida persamaan kimia pertama. Lainnya tidak larut dan membutuhkan spesies asam untuk melepaskan M + , yang kemudian berinteraksi dengan OH – dari basa kuat persamaan kimia kedua. Namun basa kuat tersebut adalah logam hidroksida NaOH, KOH dan lain-lain dari golongan logam alkali LiOH, RbOH, CsOH. Ini adalah senyawa ion sangat larut dalam air, oleh karena itu mereka OH – bebas untuk berpartisipasi dalam reaksi kimia. Di sisi lain, ada hidroksida logam yang tidak larut dan akibatnya adalah basa yang sangat lemah. Beberapa di antaranya bahkan bersifat asam, seperti halnya dengan asam telluric, Te OH 6 . Hidroksida membentuk keseimbangan kelarutan dengan pelarut sekitarnya. Jika air, misalnya, maka kesetimbangan dinyatakan sebagai berikut M OH 2 M 2+ aq + OH – aq Dimana ac menunjukkan bahwa media berair. Ketika padatan tidak larut, konsentrasi OH terlarut kecil atau dapat diabaikan. Karena alasan ini, hidroksida logam yang tidak larut tidak dapat menghasilkan larutan yang bersifat basa seperti NaOH. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa hidroksida menunjukkan sifat yang sangat berbeda, terkait dengan struktur kimia dan interaksi antara logam dan OH. Jadi, meskipun banyak yang ion, dengan struktur kristal yang bervariasi, yang lain malah memiliki struktur polimer yang kompleks dan tidak teratur. OH anion – Ion hidroksil adalah atom oksigen yang terikat secara kovalen dengan hidrogen. Dengan demikian, dapat dengan mudah direpresentasikan sebagai OH – . Muatan negatif terletak pada oksigen, membuat anion ini merupakan spesies donor elektron basa . Jika OH – menyumbangkan elektronnya ke hidrogen, molekul H 2 O terbentuk. Ia juga dapat menyumbangkan elektronnya ke spesies bermuatan positif seperti pusat logam M + . Dengan demikian, kompleks koordinasi terbentuk melalui ikatan datif M – OH oksigen menyediakan pasangan elektron. Namun, agar ini terjadi, oksigen harus dapat berkoordinasi secara efisien dengan logam, jika tidak, interaksi antara M dan OH akan memiliki karakter ion yang kuat M + OH – . Karena ion hidroksil sama di semua hidroksida, perbedaan di antara mereka semua terletak pada kation yang menyertainya. Demikian juga, karena kation ini dapat berasal dari logam apa pun pada tabel periodik golongan 1, 2, 13, 14, 15, 16, atau dari logam transisi, sifat-sifat hidroksida tersebut sangat bervariasi, meskipun semuanya memiliki kesamaan dalam beberapa hal. aspek. Karakter ion dan basa Dalam hidroksida, meskipun mereka memiliki ikatan koordinasi, mereka memiliki karakter ion laten. Dalam beberapa, seperti NaOH, ion mereka adalah bagian dari kisi kristal yang terdiri dari kation Na + dan OH – anion dalam perbandingan 11; yaitu, untuk setiap Na + ion ada rekan OH – ion . Tergantung pada muatan pada logam, akan ada lebih banyak atau lebih sedikit OH – anion di sekitarnya. Misalnya, untuk kation logam M 2+ akan ada dua ion OH – yang berinteraksi dengannya M OH 2 , yang digambarkan sebagai HO – M 2+ OH – . Hal yang sama terjadi dengan logam M 3+ dan dengan yang lain dengan muatan lebih positif walaupun jarang melebihi 3+. Karakter ion ini bertanggung jawab atas banyak sifat fisik, seperti titik leleh dan titik didih . Ini tinggi, mencerminkan gaya elektrostatik yang bekerja di dalam kisi kristal. Juga, ketika hidroksida larut atau meleleh, mereka dapat menghantarkan arus listrik karena mobilitas ionnya. Namun, tidak semua hidroksida memiliki kisi kristal yang sama. Mereka yang paling stabil cenderung tidak larut dalam pelarut polar seperti air. Sebagai aturan umum, semakin berbeda jari-jari ion M + dan OH – , semakin larut keduanya. Tren tabel periodik Ini menjelaskan mengapa kelarutan hidroksida logam alkali meningkat ketika salah satu bergerak ke bawah kelompok. Jadi, urutan peningkatan kelarutan dalam air adalah sebagai berikut LiOH M OH 3 – Tetapi bagaimana menentukan apakah hidroksida bersifat amfoter? Melalui percobaan laboratorium sederhana. Karena banyak hidroksida logam tidak larut dalam air, menambahkan basa kuat ke larutan dengan ion M + terlarut, misalnya Al 3+ , akan mengendapkan hidroksida yang sesuai Al 3+ aq + 3OH – aq => Al OH 3 s Tetapi dengan kelebihan OH – hidroksida terus bereaksi Al OH 3 s + OH – => Al OH 4 – aq Akibatnya, kompleks bermuatan negatif baru dilarutkan oleh molekul air di sekitarnya, melarutkan padatan aluminium hidroksida putih. Hidroksida yang tetap tidak berubah dengan penambahan basa ekstra tidak berperilaku sebagai asam dan, oleh karena itu, tidak amfoter . Struktur Hidroksida Hidroksida dapat memiliki struktur kristal yang mirip dengan banyak garam atau oksida; beberapa sederhana, dan lain-lain sangat kompleks. Selain itu, yang mengalami penurunan karakter ion dapat menunjukkan pusat logam yang dihubungkan oleh jembatan oksigen HOM – O – MOH. Dalam larutan strukturnya berbeda. Meskipun untuk hidroksida yang sangat larut cukup untuk menganggapnya sebagai ion terlarut dalam air, untuk yang lain perlu untuk memperhitungkan kimia koordinasi. Dengan demikian, setiap kation M + dapat berkoordinasi dengan sejumlah spesies yang terbatas. Semakin besar, semakin besar jumlah molekul air atau OH – yang terikat padanya. Dari sini muncul oktahedron koordinasi banyak logam yang dilarutkan dalam air atau dalam pelarut lain M OH 2 6 + n , di mana n sama dengan muatan positif logam. Cr OH 3 , misalnya, sebenarnya membentuk segi delapan. Bagaimana? Mengingat senyawa sebagai [Cr OH 2 3 OH 3 ], yang tiga molekul airnya digantikan oleh OH – anion . Jika semua molekul digantikan oleh OH – , maka kompleks dengan muatan negatif dan struktur oktahedral [Cr OH 6 ] 3– akan diperoleh . -3 muatan adalah hasil dari enam tuduhan negatif dari OH – . Reaksi dehidrasi Hidroksida Hidroksida dapat dianggap sebagai “oksida terhidrasi”. Namun, di dalamnya “air” bersentuhan langsung dengan M + ; sedangkan di MO nH 2 O oksida terhidrasi , molekul air adalah bagian dari bola koordinasi eksternal mereka tidak dekat dengan logam. Molekul air ini dapat diekstraksi dengan memanaskan sampel hidroksida M OH 2 + Q panas => MO + H 2 O MO adalah oksida logam yang terbentuk sebagai hasil dari dehidrasi hidroksida. Contoh dari reaksi ini adalah yang diamati ketika tembaga hidroksida, Cu OH 2, didehidrasi Cu OH 2 biru + Q => CuO hitam + H 2 O Tata nama Apa cara yang tepat untuk menyebutkan hidroksida? IUPAC mengusulkan tiga nomenklatur untuk tujuan ini tradisional, stok, dan sistematis. Benar untuk menggunakan salah satu dari ketiganya, namun, untuk beberapa hidroksida mungkin lebih nyaman atau praktis untuk menyebutkannya dengan satu atau lain cara. Tradisional Tata nama tradisional hanyalah menambahkan akhiran –ico ke valensi logam tertinggi; dan akhiran –oso ke yang terendah. Jadi, misalnya, jika logam M memiliki valensi +3 dan +1, hidroksida M OH 3 akan disebut hidroksida nama logam ico , sedangkan MOH hidroksida nama logam menanggung . Untuk menentukan valensi logam dalam hidroksida, lihat saja nomor setelah OH yang diapit dalam tanda kurung. Dengan demikian, MOH 5 berarti logam tersebut memiliki muatan atau valensi +5. Kelemahan utama dari tata nama ini, bagaimanapun, adalah bahwa hal itu dapat menjadi rumit untuk logam dengan lebih dari dua keadaan oksidasi seperti kromium dan mangan. Untuk kasus seperti itu, awalan hyper- dan hypo- digunakan untuk menunjukkan valensi tertinggi dan terendah. Jadi, jika M bukan hanya memiliki valensi +3 dan +1, tetapi juga memiliki +4 dan +2, maka nama hidroksidanya dengan valensi lebih tinggi dan lebih rendah adalah hiperhidroksida nama logam ico , dan hipohidroksida logam nama beruang . Saham Dari semua nomenklatur ini adalah yang paling sederhana. Di sini nama hidroksida hanya diikuti oleh valensi logam yang diapit dalam tanda kurung dan ditulis dalam angka Romawi. Sekali lagi untuk M OH 5 , misalnya, nomenklatur stok Anda adalah nama logam V hidroksida. V kemudian menunjukkan +5. Sistematis Akhirnya, tata nama sistematis dicirikan dengan menggunakan awalan yang mengalikan di-, tri-, tetra-, penta-, heksa-, dll.. Prefiks ini digunakan untuk menentukan baik jumlah atom logam dan OH – ion . Dengan cara ini, M OH 5 dinamai sebagai nama logam pentahidroksida. Untuk kasus Hg 2 OH 2 , misalnya, akan menjadi dimerkurik dihidroksida; salah satu hidroksida yang struktur kimianya kompleks pada pandangan pertama. Contoh Hidroksida Beberapa contoh hidroksida dan penamaannya adalah sebagai berikut -NaOH Natrium Hidroksida Penampilan natrium hidroksida -Ca OH 2 Kalsium hidroksida Penampilan kalsium hidroksida dalam keadaan padat -Fe OH 3. Ferri hidroksida; besi III hidroksida; atau besi trihidroksida -V OH 5 Hidroksida pervanádico; hidroksida vanadium V atau pentahidrĂłxido vanadium. -Sn OH 4 Stanic hydroksida; timah IV hidroksida; atau timah tetrahidroksida. -BaOH 2 Barium hidroksida atau barium dihidroksida. -Mn OH 6 Mangan hidroksida, mangan VI hidroksida atau mangan heksahidroksida. -AgOH Perak hidroksida, perak hidroksida atau perak hidroksida. Perhatikan bahwa untuk senyawa ini tidak ada perbedaan antara stok dan nomenklatur sistematis. -Pb OH 4 Timbal hidroksida, timah IV hidroksida atau timah tetrahidroksida. -LiOP Litium Hidroksida . -Cd OH 2 Kadmium hidroksida -BaOH 2 Barium Hidroksida – Kromium hidroksida Referensi LibreText Kimia. Kelarutan Logam Hidroksida . Diambil dari Perguruan Tinggi Komunitas Clackamas. 2011. Pelajaran 6 Tata Nama Asam, Basa, & Garam. Diambil dari Ion Kompleks dan Amfoterisme. [PDF]. Diambil dari Kimia penuh. 14 Januari 2013. Hidroksida logam. Diambil dari Ensiklopedia Contoh 2017. Hidroksida Dipulihkan dari Castaños E. 9 Agustus 2016. Rumussi dan tata nama hidroksida. Diambil dari
pasangan hidroksida yang bersifat asam adalah