Tujuanutamanya adalah untuk memecahkan suatu masalah secara kreatif atau inovatif. Brainstorming juga menekankan pada peningkatan proses ide dan meningkatkan pemikiran kreatif individu. Salah satu tujuan utama dari brainstorming adalah untuk menahan kritik dan menyambut segala macam ide ke dalam daftar ide. Tujuankritik adalah untuk membuat siswa yang dikritik menjadi. About press copyright contact us creators advertise developers terms privacy policy & safety how youtube works test new features press copyright contact us creators. Contoh Kritik Karya Seni Rupa Ironi Dalam Sarang Palestina 2 Kali ini hal itu disertai dengan 'bukti'. Kritik karya seni musik. Kritikhanya dijadikan sebagai kemasan untuk mengekspresikan bakat perseorangan. Ya, kalau bakatnya menggambar, maka gambarnya akan memuat kritik supaya cepat populer, kalau bakatnya menyanyi, maka kritik menjadi tema dari lirik lagu, kalau bakatnya melawak maka kritik menjadi materi lawakannya. Menggunakanungkapan dan pernyataan yang mengomentari atau menilai. Berikut adalah sistematika kritik dan esai yang masih berlandaskan struktur teks eksposisi. Berikut adalah teks kritik sastra menurut tim kemdikbud (2017, hlm. Penegasan ulang merupakan perumusan kembali secara ringkas mengenai tesis dan berbagai argumen yang telah disampaikan. Tujuanutama pembelajaran dengan strategi pembelajaran inkuiri ini adalah membantu siswa untuk meningkatkan keterampilan untuk aktif dalam menemukan sendiri konsep materi berdasarkan masalah yang diajukan. untuk melatih kemampuan berpikir kritis kita. Jadi, berpikir kritis adalah bagaimana menyeimbangkan aspek-aspek pemikiran yang ada di berpikirkritis dan hasil belajar siswa sekolah dasar. Kemampuan berpikir kritis siswa dapat menunjang proses penguasaan konsep dalam sebuah pembelajan sehingga siswa akan mendapatkan hasil belajar yang sangat memuaskan sesuai dengan tujuan pembejaran yang ingin dicapai. Pendidikan yang berkualitas akan . Oleh. Aziz Ismail, Kepala SDN 3 Rancapanggung Cililin Seringkali sikap kritis pada diri siswa sulit ditemukan. Dari jumlah siswa di kelas, minim sekali siswa yang kritis. Banyak kalangan menganggap hal ini sesuatu yang wajar karena para siswa yang masih berusia yang sangat muda, biasanya cenderung senang dengan hal-hal yang sedang digandrungi saja, melakukan hal-hal yang menyenangkan dirinya, hura-hura, bahkan sebagian ada yang terjerumus pada tindakan yang terpuji misalnya hanyalah mengolok-olok guru dan lain sebagainya . Makanya, jika ditemukan murid yang kritis, biasanya dianggap murid yang luar biasa karena memang berbeda dengan yang lainnya.. Sikap kritis seorang murid biasanya muncul ketika argumen guru berbeda dengan dirinya, kebijakan sekolah yang tidak sesuai dengan keinginan murid, atau keadaan di sekolahnya yang tidak kondusif. Namun sayangnya, murid-murid yang kritis seperti ini seringkali dijadikan ancaman oleh sebagian guru dan sekolahnya sendiri. Seringkali kritikan mereka diabaikan, bahkan mungkin mereka dibungkam. Sikap-sikap guru yang anti kritik dan senang membungkam terhadap kritik sangat berdampak bagi murid. Pertama, siswa malas. Siswa malas berarti tidak mau kritis. Ini biasanya terjadi pada murid yang melihat dampak dari sikap krits temannya yang berakhir tragis, maka ia menjadi takut untuk bersikap kritis sehingga sikap kritis yang ada pada dirinya dipendam. Kedua, membunuh potensi anak. Guru yang tidak mau dikritik, atau yang bersikap tidak adil terhadap yang kritis sebetulnya sudah membunuh potensi anak. Potensi itu misalnya keberanian, keingintahuan, ataupun kesadaran. Ketiga, sikap skeptis. Murid sudah tidak percaya lagi bahwa sekolah merupakan tempat yang baik untuk belajar, Pentingnya mengajarkan berpikir kritis tidak dapat diabaikan lagi, karena berpikir kritis merupakan proses dasar dalam suatu keadaan dinamis yang memungkinkan siswa untuk menanggulangi dan mereduksi ketidak tentuan dimasa yang akan datang. Pengembangan keterampilan berpikir kritis telah cukup lama diperhatikan sebagai tujuan utama pendidikan, namun perlu diperhatikan bahwasannya, keterampilan berpikir kritis ini tidak dapat dikembangkan dengan sendirinya namun harus didukung oleh usaha yang eksplisit dan cara sengaja dikembangkan. Dengan demikian guru dari berbagai disiplin ilmu memegang peranan penting dalam mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa. Oleh karena itu pengembangan keterampilan berpikir kritis dalam pembelajaran demokrasi bukanlah tanpa alasan. Karena itu dalam pembelajaran demokrasi ditekankan adanya kemandirian, kebebasan dan tanggung jawab. Kemandirian diperlukan untuk mengembangkan kepercayaan diri sekaligus kesadaraan akan keterbatasan kemampuan individu, sehingga kerjasama dengan warga lain merupakan keharusan dalam kehidupan bermasyarakat. Kebebasan memiliki makna bahwa perlu dikembangkan suatu visi kehidupan yang bertumpu pada kesadaran pluralitas masyarakat dalam berbagai tingkatan kehidupan. Adanya pluralitas ini tidak dapat dipungkiri bahwa kemungkinan terjadinya konflik sangat besar apalagi jika setiap individu membawa bendera atas dirinya sendiri atau kelompknya. Oleh karena itu kesabaran dan toleransi diperlukan guna pengendalian diri. Dengan kata lain kebebasan tersebut haruslah bertanggung jawab. Terdapat beberapa indikator keterampilan berpikir kritis yang sering digunakan, di antaranya mampu membedakan antara fakta yang dapat diverifikasi dan tuntutan nilai-nilai yang sulit diverifikasi diuji kebenarannya, membedakan antara informasi, tuntutan ata alasan yang relevan dan yang tidak relevan. Kemudian, menentukan kecermatan factual kebenaran dari suatu pernyataan, menentukan kredibiltas dapat dipercaya dari suatu pernyataan, mengidentifikasi tuntutan atau argumen yang mendua, mengidentifikasi asumsi yang tidak dinyatakan, mendeteksi bias menemukan penyimpangan, mengidentifikasi kekeliruan-kekeliruan logika, mengenali ketidakkonsistenan logika dalam suatu alur. Untuk menumbuhkan berpikir kritis siswa perlu pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga siswa memperoleh pengalaman saat mengikuti kegiatan pembelajaran. Rancangan pembelajaran yang disusun untuk dapat menghasilkan output siswa yang berpikir kritis merupakan langkah utama yang harus dipertimbangkan guru saat menentukan output siswa yang akan dibentuk. Dalam hal ini pemilihan model yang dapat dikembangkan dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis ini bersumber dari pengalaman yang diperoleh siswa terhadap persoalan yang dihadapi. Semakin banyak pengalaman siswa, maka semakin mantap pertimbangan siswa yang bersangkutan. Pengalaman yang diperoleh siswa beragam, misalnya dari hasil melihat, mendengar, mencoba yang didapat dari lingkungan yang berbeda, seperti keluarga, masyarakat, prestasi belajar yang pernah dirai., lingkungan belajar, dan lain-lain. Dari pengalaman tersebut akan dihasilkan ide pengetahuan yang seseorang berani membuat ide-ide positif sehingga ia mampu memanfaatkannya untuk membina dan mengembangkan potensinya. Dengan kata lain terdapat beberapa pengaruh yang mendukung terhadap pengembangan kemampuan berpikir kritis, yakni pengaruh dari luar dan pengaruh dari dalam. Langkah untuk menumbuhkan sikap kritis seharusnya menjadi agenda bersama untuk segera digulirkan. Salah satu media yang efektif untuk menumbuhkan sikap kritis adalah melalui kelompok kreatif siswa, sehingga kualitas kritisasi tersebut dapat dibina secara berkesinambungan. Kelompok kreatif remaja yang dapat bergerak di bidang penulisan karya tulis maupun forum diskusi bagi generasi muda. Kelompok kreatif memiliki peran dalam membangun sikap kritis. Rangkaian kegiatan yang dilaksanakan untuk membangun kualitas tersebut adalah melalui diskusi kecil atau diskusi ilmiah dan penciptaan,serta partisipasi dalam berbagai kegiatan. Dalam kegiatan pembelajaran guru lebih banyak melatih siswa untuk bertanya dan menanggapi pendapat orang lain, atau bahkan banyak berlatih menganalisis masalah dan menggunakan pembelajaran sebagai media dalam rangka problem solving.*** Pewarta Adhyatnika Geusan Ulun-Newsroom Tim Peliput Berita Pendidikan Bandung Barat. Penulis AZIZ ISMAIL, Lahir di Bandung, 18 Februari 1974. Kepala SDN 3 Rancapanggung Kecamatan Ciliin Kabupaten Bandung Barat. Telp. 081395271729 Total Views 0 Tentu saja dalam proses belajar mengajar akan ditemui berbagai karakter siswa, berbagai latar belakang dan pola asuh, sehingga terjadi banyak perbedaan dan nantinya dapat menimbulkan konflik. Ada yang bertengkar memperebutkan bangku, persaingan sosial, persaingan nilai, dan konflik-konflik antar siswa lainnya. Ada pula konflik yang berkaitan dengan siswa dan guru, siswa dengan cara belajarnya, dan siswa dengan warga sekolah sekolah dasar hingga sekolah menengah atas baiknya guru tetap menjadi orang tua kedua dalam mendidik murid-muridnya. Orang tua kedua artinya harus dipatuhi dan disegani sebagaimana mereka menghadapi orang tuanya di rumah. Namun, banyak sekali yang terjadi, siswa di sekolah dan di rumah memiliki karakter yang berbeda. Mungkin karena di rumah terlalu dikekang dan di luar rumah ia bebas menjadi diri sendiri atau sebaliknya. Harus ada komunikasi antara wali murid dan wali kelas untuk mengetahui perkembangan siswa terjadi masalah dan kekurangan siswa, guru berhak melemparkan kritik agar siswa tetap berada dalam jalur yang benar. Namun, tidak sedikit peserta didik yang tersinggung ketika ia dikritik oleh gurunya. Bisa saja ia merasa harga dirinya dijatuhkan karena kritik yang disampaikan mempermalukannya, hingga siswa sendiri memiliki rasa benci pribadi kepada gurunya. Bukannya membangun siswa, malah menimbulkan ketidaknyamanan bagi mereka. Tak sedikit malah banyak siswa melawan guru ketika dikritik dan melakukan hal-hal yang menentang kritik bagaimana cara mengatasi permasalahan ini? Mari simak cara menyampaikan kritik tanpa melukai Pastikan Dilakukan Tidak Di Depan UmumBerkaitan dengan self-esteem siswa, setiap manusia memiliki self-esteem atau harga diri yang harus dijaga kepositifannya. Siswa yang memiliki self-esteem negatif, akan memengaruhi rasa percaya dirinya. Kritiklah siswa secara empat mata. Bagaimana caranya? Guru harus melakukan pendekatan personal ketika akan menyampaikan kritiknya. Guru bisa memberi "kepercayaan" siswa untuk membawakan tugas dan buku untuk dibawa ke ruang guru. Ajaklah berbicara dengan baik lalu sampaikan ini menghindari siswa dipermalukan di depan teman-temannya. Harga diri siswa tetap terjaga dan rasa percaya dirinya tetap positif. Menghargai self-esteem siswa artinya menghargai dia sebagai manusia yang Apresiasi Kelebihannya Terlebih DahuluSetiap individu terlahir memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Begitu juga para peserta didik. Ketika Anda ingin mengkritik, pastikan terlebih dahulu mengapresiasi kelebihannya, misalnya"Andi, kamu berbakat sekali di bidang seni. Ibu bangga sekali denganmu, lukisanmu keren ya. Tapi coba juga mengasah kemampuan matematikanya, nanti kalau kamu jadi pelukis terkenal, uangmu akan banyak dan kamu harus bisa menghitung uangmu. Nanti kalau ada orang jahat mengambil uangmu, kalau kamu tidak bisa berhitung kan rugi besar" .Bisa juga dengan contoh lain seorang anak yang tidak mau menolong teman sebangkunya yang sedang terjatuh dan mengacuhkannya bisa gunakan kalimat berikut ini"Dinda, Ibu bangga punya murid seperti kamu yang cita-citanya mulia sekali ingin menjadi dokter. Dokter kan suka menolong sesamanya ya. Dinda bisa belajar mulai dari sekarang loh menolong orang. Caranya dengan membantu teman yang sedang terjatuh, tanyakan apa dia, baik-baik saja. Bisa juga ajak dia untuk ke UKS kalau dia terluka, kan kamu calon dokter masa depan, jadi cocok sekali bukan?" Cara ini membuat murid "Dinda" merasa tersanjung dan tidak tersinggung dalam menerima kritik Peran Guru dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran di SekolahGuru memiliki peran penting di sekolah untuk meningkatkan kualitas Baisuni3. Sampaikan Kritik Dengan Bahasa yang Tidak MenyinggungPerkataan seringkali bisa lebih tajam dari pisau, terutama ketika melontarkan kritik. Namun, semua manusia tidak ingin dilukai dengan kata-kata pedas. Bukannya membangun, malah melukai dan menimbulkan dendam berkepanjangan. Ketika menyampaikan kritik pada siswa, gunakan bahasa yang tidak melukainya. Fokuslah pada isi informasinya, bukan fokus pada rasa kesal Anda dalam menghadapi Anda mendapati siswa yang membolos, tentu saja Anda kesal dan ingin mengkritiknya. Redam emosi dan kelola bahasa yang baik. Contoh penyampaiannya bisa seperti ini"Doni, saya tahu kamu bosan di kelas Bahasa Inggris, tetapi kalau kamu bolos nilaimu bisa kosong dan kalau tidak naik kelas malah akan mempersulit kamu di masa depan. Ibu paham kelas tersebut membuatmu mengantuk, kamu bisa cuci muka setiap satu jam sekali dan izin pada guru pengampunya." Gunakan nada yang bersahabat, tunjukkan keberpihakan dan Tunjukkan Kepedulian AndaSebagai tenaga pengajar, pastinya akan merasakan kelekatan juga pada peserta didik. Sudah dianggap sebagai anak atau adik sendiri, sehingga akan membuat Anda selalu menunjukkan rasa peduli. Rasa peduli tersebut biasanya berupa omelan yang membuat mereka kesal. Mulai sekarang Anda dapat mengubah rasa peduli tersebut dengan cara yang lebih mudah rasa peduli Anda dengan kekurangan dan kelebihan mereka. Tunjukkan bahwa kritik Anda merupakan bentuk kasih sayang. Misalnya satu kelas kompak tidak mengerjakan tugas, jangan serta merta marah. Ajaklah mereka mengenali rasa peduli Anda, adanya tugas tersebut diadakan demi kemajuan mereka. Lalu tanyakan apa kesulitan mereka, yang mana akan membantu Anda dalam memperbaiki pola penyampaian materi dan Tawarkan SolusiMasih berkaitan dengan poin sebelumnya, selain menunjukkan rasa peduli, Anda juga wajib menawarkan solusi. Mengikuti contoh sebelumnya, seluruh siswa tidak mau mengerjakan tugas karena mereka anggap terlalu berat. Setelah Anda menanyakan apa saja kesulitan mereka, maka akan punya titik temu solusi. Berlaku juga pada konflik-konflik pribadi antar siswa dan lainnya, selalu tawarkan solusi yang dapat menjadi penengah. Hal ini dapat mengurangi rasa tidak nyaman siswa dan mereka lebih mau Pakai Empati Anda dan Menjadi Pendengar yang BaikSebagai guru, Anda pasti pernah juga menjadi siswa. Coba lebih menggunakan empati sehinga Anda memahami apa yang mereka rasakan. Empati akan membantu Anda menemukan solusi dalam membantu mereka para siswa. Setelah itu jadilah pendengar yang baik, dengan begitu siswa akan merasa lebih dihargai dan keinginan untuk perbaikan diri juga dan Cara Mengatasi Murid Yang MenyontekKebiasaan menyontek ini sepertinya berlaku secara universal ya. Kebiasaan ini bahkan ada diseluruh dunia, termasuk Indonesia. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh McCabe ke siswa di 70 SMA, ditemukan fakta bahwa 64% siswa suka menyontek saat Kusumawardani7. Beritahu Konsekuensi KesalahanSebagian besar siswa akan mengulangi kesalahan-kesalahan yang telah mereka perbuat karena memiliki dampak rasa nyaman. Dalam psikologi, Ivan Pavlov menjelaskan bahwa individu akan mengulangi perbuatan yang memiliki dampak menyenangkan bagi mereka. Contohnya membolos, mereka merasakan kebebasan dan tidak memiliki beban mencerna pelajaran. Maka dari itu, sebagian besar dari mereka akan mengulanginya. Anda harus memberitahu konsekuensi negatifnya."Saya paham kalian membolos karena bosan di kelas, ingin bermain dan bersenang-senang. Memang kelas matematika itu memusingkan, tapi kalian juga harus tahu konsekuensi lain kalau kalian membolos. Ada peraturan sekolah jika membolos akan mendapat hukuman, belum lagi kalian juga ketinggalan pelajaran. Kalau ketinggalan pelajaran nilai kalian akan turun, kalau nilai turun artinya terancam tidak lulus, kalau tidak lulus kalian akan ketinggalan jauh sama teman-teman kalian. Kalaupun bisa lulus dengan nilai pas-pasan, apa nggak sayang kalau kalian tidak masuk kampus yang kalian inginkan?"Itulah 7 cara mengkritik siswa yang membangun. Tentu saja Anda wajib mengapresiasi perubahan positif pada siswa-siswi yang telah mendapatkan kritik. Hal ini menunjukkan Anda telah berhasil membangun mereka tanpa menyakiti mereka. Beri reward jika Anda merasa itu dibutuhkan. Web server is down Error code 521 2023-06-16 190120 UTC What happened? The web server is not returning a connection. As a result, the web page is not displaying. What can I do? If you are a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you are the owner of this website Contact your hosting provider letting them know your web server is not responding. Additional troubleshooting information. Cloudflare Ray ID 7d854d046862b912 • Your IP • Performance & security by Cloudflare Kritik memiliki maksud dan tujuan yang baik bagi hal yang dikritik. Misalnya agar sesuatu yang dikritik tersebut bisa berubah menjadi lebih baik. Salah satu adalah kritik yang ditujukan pada karya sastra, atau yang sering disebut sebagai kritik sastra. Lalu bagaimana contoh kritik sastra yang bagus? Kritik sastra merupakan salah satu cabang dari ilmu sastra. Tujuan dari kritik sastra adalah untuk menilai, memberikan kritik, memberikan keputusan, bahkan menghakimi sebuah karya sastra. Kritik sastra ini diberikan untuk karya sastra yang diterbitkan secara cetak maupun secara digital. Secara singkat, kritik sastra bertujuan untuk meningkatkan kualitas, memperindah, serta menyempurnakan karya sastra. Inilah sebabnya, kritik sastra penting diberikan untuk sebuah karya sastra. Selain itu, seseorang juga tidak bisa sembarangan memberikan kritik sastra, karena hanya kritikus sastra dengan pengalaman, kemampuan, pengetahuan, serta ilmu yang tepat mengenai karya sastralah yang bisa memberikan kritik sastra tersebut. Bagaimana kritik sastra itu dapat diberikan, apa tujuan, manfaat, hingga fungsinya bagi karya sastra? Simak penjelasannya berikut ini. Daftar Isi Artikel 1Apa Itu Kritik Sastra?Kritik Sastra Menurut Ahli1. Abrams2. Graham Hough3. Jassin4. Widyamartaya dan Sudiati5. Rene Wellek dan Austin WarrenSejarah Kritik SastraMasa 387 SMMas 500-an MasehiMasa 1500-anMasa 1700-anMasa Abad 19Jenis-Jenis Kritik Sastra1. Kritik Mimetik2. Kritik Pragmatik3. Kritik Ekspresif4. Kritik ObjektifTujuan Kritik Sastra1. Memperbaiki Karya Sastra2. Memberikan Penilaian3. Akademis4. Pengembangan Bidang Sastra5. Tujuan KomersilManfaat Kritik Sastra1. Manfaat Kritik Sastra untuk Penulis2. Manfaat Kritik Sastra untuk Pembaca3. Manfaat Kritik Sastra untuk Perkembangan SastraFungsi Kritik Sastra1. Pengembangan Ilmu Sastra2. Pengembangan Karya Sastra3. Edukasi Bagi MasyarakatContoh Kritik SastraHujan Bulan Juni1. Rima2. Penggunaan Kata dan Pemilihan Diksi3. Majas yang Digunakan Apa Itu Kritik Sastra? Kritik sastra berasal dari dua kata, yaitu kritik dan sastra. Sedangkan kritik’ berasal dari bahasa Yunani, yang berarti hakim. Pada perkembangannya, kemudian muncul kata kritikos, yang berarti hakim karya sastra. Dari pengertian ini, dapat disimpulkan secara sederhana bahwa kritik sastra adalah salah satu cabang dalam ilmu sastra yang berfokus pada penilaian, pemberian kritik, pemberian keputusan, hingga penghakiman terhadap karya sastra. Kritik Sastra Menurut Ahli Ada berbagai paham mengenai kritik sastra, yang sudah dituturkan oleh para ahli. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, kritik sastra merupakan pertimbangan baik buruk terhadap hasil karya sastra. Berikut ini adalah pengertian kritik sastra menurut ahli 1. Abrams Menurut Abrams, kritik sastra adalah cabang ilmu yang berkaitan dengan perumusan, klasifikasi, penerangan, serta penilaian karya sastra. 2. Graham Hough Kritik sastra menurut Graham Hough tidak hanya terbatas pada penyuntingan dan penetapan teks, interpretasi, serta pertimbangan nilai karya sastra saja. Namun kritik sastra juga meliputi masalah yang lebih luas. Misalnya seperti mengenai apa kesusastraan itu, fungsinya, serta hubungannya dengan masalah kemanusiaan. 3. Jassin Menurut Jassin, kritik sastra merupakan pertimbangan baik atau buruknya hasil kesusastraan. Maksud dari pertimbangan ini adalah bahwa sebuah kritik sastra harus juga disertai dengan alasan dan terdapat isi dan berbagai bentuk pada karya sastra. Apa Masalah Anda dalam Menulis Buku? 4. Widyamartaya dan Sudiati Sedangkan menurut Widyamartaya dan Sudiati, kritik sastra adalah proses pengamatan yang teliti, perbandingan yang tepat mengenai sebuah karya sastra, pertimbangan yang adil pada baik buruknya kualitas karya sastra, nilai, dann kebenaran akan suatu karya sastra. 5. Rene Wellek dan Austin Warren Terakhir, kritik sastra menurut Rene Wellek dan Austin Warren adalah salah satu objek studi sastra yang merupakan bagian dari cabang ilmu sastra, yang berfokus pada analisis, penafsiran, serta penilaian pada karya sastra. Sejarah Kritik Sastra Asal-usul kata kritik sastra ini berkaitan dengan sejarah kritik sastra itu sendiri. Sebelumnya, sudah dijelaskan bahwa kritik sastra berasal dari kata kritik’ pada bahasa Yunani, yang artinya hakim. Sejarah kritik sastra bermula dari Yunani sekitar tahun 500 SM. Sejak tahun 500 SM, sejarah kritik sastra terus berkembang. Berikut ini adalah sejarah perkembangan kritik sastra yang dimulai sejak 500 SM hingga pada abad ke-19. Panduan Expert Menulis Novel Sampai Terbit penulis sudah unduh dan baca e-book Panduan Menulis Novel ini! Masa 500 SM Kegiatan kritik sastra pertama kali muncul pada masa Xenophanes dan Heraclitus. Pada masa itu, mereka mengecam seorang penyair bernama Homerus, yang sering bercerita tentang hal-hal tidak senonoh mengenai para dewi. Kisah tidak senonoh yang diceritakan oleh Homerus ini kemudian mengawali pemikiran Plato mengenai pertentangan purba mengenai puisi dan filsafat. Masa 387 SM Plato mendirikan sekolah tinggi bernama Akademi, di mana Plato mulai mengajarkan dan mengembangkan mengenai kritik sastra. Plato juga menulis buku yang berjudul Republik, yang membahas mengenai pandangan pembaca tentang karya sastra puisi. Ketika membahas mengenai kritik sastra, pandangan Plato berhubungan dengan konsep mengenai ilmu mimetik atau tiruan, yaitu agar karya sastra berisi berbagai ajaran moral. Mas 500-an Masehi Penggunaan kata kritik di Eropa pada abad pertengahan tidak terlalu sering digunakan. Bahkan pada masa itu, istilah kritik biasanya hanya muncul di dunia kedokteran, yang mengarah pada keadaan penyakit yang kritis atau sangat membahayakan bagi mereka yang menderita. Masa 1500-an Pada tahun 1500-an, pengertian dari kata kritik kembali ke pengertian lama. Tokoh penting pada kritik sastra di masa ini adalah Poliziano, yaitu tokoh pada masa Renaissance. Istilah criticus dan gramamtikos kemudian digunakan sebagai istilah untuk orang-orang yang menekuni pustaka sastra lama. Sekitar tahun 1600-an, istilah kritik kemudian diartikan sebagai pembetulan, edisi, pernyataan pengarang, sensor, maupun penghakiman. Masa 1700-an Di tahun 1700-an, cakupan penggunaan kata kritik sastra makin meluas. Selain itu, teori dan praktik kritik sastra ini sudah mulai dijalankan di Amerika dan Eropa, yang menggantikan penggunaan kata poetica. Masa Abad 19 Mulai sekitar abad ke-19, ada berbagai istilah mengenai kritik sastra. Contohnya adalah penggunaan kata kritik yang berfokus pada pembicaraan mengenai pengarang tertentu, sedangkan kata criticism mengarah pada teori kritik itu sendiri. Perkembangan kritik sastra ini kemudian mulai didasari atas pembuktian data-data historis yang berdasarkan argumen dan keyakinan dari berbagai kritikus sastra. Di Indonesia, perkembangan kritik sastra ini dimulai dari munculnya kritik sastra, yaitu sebelum tahun 1950-an. Sekitar tahun 1950-an, kritik sastra akademis dimulai dari para kritikus sastra yang kompeten secara ilmiah di Universitas Indonesia dan tahun 1960-an mulai bermunculan arus kritik baru. Berbagai arus kritik baru ini bermula dari para seniman dan pengarang. Jenis-Jenis Kritik Sastra Kritik sastra terbagi menjadi empat jenis, yaitu 1. Kritik Mimetik Jenis kritik sastra mimetik ini memandang bahwa karya sastra merupakan tiruan dari berbagai aspek alam. Ini artinya, karya sastra tersebut dianggap sebagai cerminan maupun penggambaran dunia nyata. Hasilnya, ukuran dari karya sastra yang digunakan adalah sejauh mana karya sastra bisa menggambarkan objek yang sebenarnya. 2. Kritik Pragmatik Berbeda dengan kritik mimetic, kritik pragmatik ini memandang bahwa sebuah karya sastra merupakan alat yang digunakan untuk bisa mencapai sebuah tujuan. Sebuah karya sastra pada umumnya memiliki tujuan yang bersifat edukatif, estetis, atau bisa juga politis. Kritik pragmatik inilah yang nantinya berfungsi untuk menilai apakah karya sastra tersebut berhasil mencapai tujuan yang dimaksud. 3. Kritik Ekspresif Pada jenis kritik ekspresif, maka fokusnya adalah pada diri penulis karya sastra itu. Dalam kritik ekspresif, diyakini bahwa seorang penulis adalah unsur pokok yang bisa melahirkan berbagai pikiran, persepsi, hingga perasaan yang dapat dituliskan menjadi sebuah karya sastra. Dengan menggunakan kritik jenis ini, biasanya kritikus sastra akan mencari fakta tentang bagaimana penulis membuka dirinya lewat karya sastra yang dihasilkannya. 4. Kritik Objektif Jenis kritik sastra yang terakhir ini memandang bahwa sebuah karya sastra adalah hal yang bebas dari lingkungan sekitarnya, baik itu dari penyair, pembaca, maupun dari dunia yang ada di sekelilingnya. Selain itu, kritik objektif juga meyakini bahwa karya sastra adalah sebuah keseluruhan, yang disusun dengan bagian yang saling berkaitan erat antara unsur-unsur pembentuknya. Tujuan Kritik Sastra Kritik sastra yang ditujukan bagi sebuah karya sastra memiliki berbagai tujuan. Ada lima tujuan yang bisa didapatkan dari kritik sastra, yaitu 1. Memperbaiki Karya Sastra Tujuan utama dari pemberian kritik adalah agar sesuatu yang dikritik bisa melakukan perbaikan menjadi lebih baik. Hal ini jugalah yang menjadi tujuan dari kritik sastra bagi sebuah karya sastra. Kritik sastra yang diberikan oleh kritikus sastra ini diharapkan bisa memperbaiki karya sastra yang dihasilkan. Mulai dari penulisan, isi, maupun tujuan dari karya sastra itu. 2. Memberikan Penilaian Kritik sastra juga bertujuan untuk memberikan penilaian kepada karya sastra. Penilaian yang diberikan ini sifatnya haruslah objektif, ilmiah, serta terstruktur. Maksud dari objektif adalah bahwa penilaian yang diberikan adalah berdasarkan dari bagaimana karya sastra tersebut disusun. Ilmiah berarti penilaiannya berkaitan dengan keilmuan, sedangkan terstruktur maksudnya adalah penilaian diberikan sesuai dengan struktur atau pedoman karya sastra. 3. Akademis Kritik sastra memiliki tujuan akademis, yang berguna bagi kritikus sastra. Untuk menjadi seorang kritikus sastra, maka diperlukan ilmu yang tepat. Ini artinya, kritik sastra dijadikan sebagai sarana untuk mendapatkan gelar akademis bagi calon kritikus sastra. 4. Pengembangan Bidang Sastra Tujuan dari kritik sastra juga adalah untuk membantu pengembangan dalam bidang sastra. Kritik sastra yang diberikan bagi sebuah karya sastra nantinya dapat membantu untuk meningkatkan kualitas karya sastra yang dibuat selanjutnya. 5. Tujuan Komersil Kritik sastra yang dilakukan oleh kritikus sastra juga memiliki tujuan pada hal komersil. Kritikus sastra yang melakukan kritik sastra akan mendapatkan penghasilan dari hasil kritik sastranya pada sebuah karya sastra. Manfaat Kritik Sastra Kritik sastra tidak hanya akan berpengaruh pada karya sastra, namun juga memberikan manfaat bagi penulis dan perkembangan sastra berikutnya. Berbagai manfaat kritik sastra yaitu 1. Manfaat Kritik Sastra untuk Penulis Ada beberapa manfata kritik sastra bagi penulis. Dapat membantu memperluas wawasan penulis. Wawasan ini misalnya berkaitan dengan bahasa, objek, tema tulisan, maupun teknik dalam bidang sastra. Akan memotivasi penulis untuk menulis karya sastra lainnya. Membuat kualitas tulisan menjadi meningkat. 2. Manfaat Kritik Sastra untuk Pembaca Ada beberapa manfata kritik sastra bagi pembaca sastra. Menjadi jembatan antara pembaca dengan karya sastra, agar tidak ada kesenjangan. Menumbuhkan kecintaan pembaca pada karya sastra. Membantu pembaca untuk meningkatkan tingkat apresiasi terhadap karya sastra. Membantu pembaca untuk membuka pikiran pada nilai-nilai yang ada di dalam karya sastra. 3. Manfaat Kritik Sastra untuk Perkembangan Sastra Ada beberapa manfata kritik sastra untuk perkembangan sastra di masa depan. Meningkatkan kualitas karya sastra yang dibuat berikutnya. Mendorong adanya laju perkembangan dalam dunia sastra. Memperluas permasalahan yang ada di dalam karya sastra. Fungsi Kritik Sastra Kritik sastra tidak hanya berfungsi untuk memberikan penilaian pada karya sastra, namun ada tiga fungsi lain dari kritik sastra, yaitu 1. Pengembangan Ilmu Sastra Fungsi pertama dari kritik sastra adalah membantu pengembangan ilmu sastra. Kritik sastra adalah salah satu cabang dari ilmu sastra, maka dengan adanya kritik sastra, bisa membantu untuk mengembangkan ilmu sastra menjadi lebih baik. Ilmu sastra yang dimaksud terutama adalah teori dan sejarah sastra. 2. Pengembangan Karya Sastra Kritik sastra tidak hanya berfungsi untuk pengembangan dalam ilmu sastra saja, namun juga berfungsi untuk pengembangan karya sastra itu sendiri. Penilaian yang diberikan untuk suatu karya sastra akan membantu karya sastra tersebut untuk berkembang menjadi lebih baik dari berbagai sisi. 3. Edukasi Bagi Masyarakat Kritik sastra yang dipublikasikan secara umum akan membantu masyarakat untuk memberikan masukan untuk sebuah karya sastra. Dengan adanya kritik sastra, maka akan membantu pembaca untuk bisa membuka pikiran pada nilai-nilai yang ada pada suatu karya sastra. Hal ini nantinya bisa digunakan oleh masyarakat untuk juga memberikan penilaian pada karya sastra yang dibacanya. Contoh Kritik Sastra Berikut ini adalah contoh kritik sastra pada puisi berjudul Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono. Hujan Bulan Juni Tak ada yang lebih tabahDari hujan bulan JuniDirahasiakannya rintik rindunyaKepada pohon berbunga itu Tak ada yang lebih bijakDari hujan bulan JuniDihapusnya jejak-jejak kakinyaYang ragu-ragu di jalan itu Tak ada yang lebih arifDari hujan bulan JuniDibiarkannya yang tak terucapkanDiserap akar pohon bunga itu 1989 — Sapardi Djoko Damono 1. Rima Dari puisi Hujan Bulan Juni, diketahui bahwa rima yang digunakan adalah jenis rima bebas. Hal ini dapat terlihat dari setiap akhir baris, yang tidak memiliki kesamaan suku kata terakhir. Rima bebas ini tidak hanya digunakan pada bait pertama puisi saja, tapi pada seluruh bait pada puisi Hujan Bulan Juni. 2. Penggunaan Kata dan Pemilihan Diksi Penulis menggunakan kata-kata yang sederhana dan merupakan kata-kata yang familiar digunakan sehari-hari. Sedangkan untuk pemilihan diksi, penulis memilih menggunakan diksi konotatif. Penggunaan diksi jenis konotatif ini contohnya “Dirahasiakannya rintik rindunyaKepada pohon berbunga itu.” Bagian “dirahasiakannya rintik rindunya” bisa menggambarkan makna di mana pada bulan Juni tidak turun hujan. 3. Majas yang Digunakan Contoh-contoh penggunaan majas dalam puisi tersebut Majas Personifikasi Dirahasiakannya rintik rindunya Dihapusnya jejak-jejak kakinya Dibiarkannya yang tak terucapkan Nah, itulah beberapa penjelasan mengenai kritik sastra yang lengkap. Berikut beberapa artikel terkait. Majas Sindiran Pengertian, Macam dan Contoh Majas Tautologi Pengertian, Ciri-Ciri dan Contoh Majas Klimaks dan Antiklimaks Pengertian, Ciri-Ciri dan 10 Contoh Majas Litotes PDHai, Elizabeth. Terima kasih sudah bertanya di Roboguru. Kakak bantu jawab ya. Jawaban atas pertanyaan tersebut adalah A. Memberikan pegalaman pada siswa baik yang mengkritik maupun yang dikritik untuk belajar berargumentasi. Berikut ini penjelasannya. Kritik seni pedagogik sendiri memiliki tujuan untuk meningkatkan kematangan estetik dan artistik serta mengembangkan bakat peserta didik sehingga memiliki kemampuan mengenali bakat dan potensi pribadinya masing-masing. Selain itu, memberikan pengalaman pada siswa baik yang mengkritik maupun yang dikritik untuk belajar berargumentasi. Dengan demikian ini, jawaban yang tepat adalah A. Memberikan pegalaman pada siswa baik yang mengkritik maupun yang dikritik untuk belajar berargumentasi. Semoga membantu ya. Yah, akses pembahasan gratismu habisDapatkan akses pembahasan sepuasnya tanpa batas dan bebas iklan!

tujuan kritik adalah untuk membuat siswa yang dikritik menjadi